Minggu, 30 Januari 2011

Apakah Albino itu ???: " ALBINO "

Apakah Albino itu ???: " ALBINO ": " Albino adalah orang yang tidak mempunyai warna, atau pigmentasi. Semua ras mempunya..."

" ALBINO "

 
   Albino adalah orang yang tidak mempunyai warna, atau pigmentasi. Semua ras mempunyai jumlah pigmentasi tertentu, walaupun beberapa diantaranya ras kulit putih (terutama orang Skandinavia) hanya mempunyainya dalam jumlah sangat sedikit. Apa yang menyebabkan warna atau pigmentasi ini pada manusia? Hal ini dihasilkan oleh zat tertentu di dalam tubuh yang saling beraksi satu sama lain. Zat ini adalah dasar warna atau kromogen, pigmentasi dihasilkan. Kalau seseorang kebetulan tidak mempunyai salah satu zat ini di dalam tubuhnya, tidak ada pigmentasi dan ia menjadi "albino".
Kata itu berasal dari bahasa Yunani "albus, yang berarti putih" Seseorang yang albino mempunyai mata berwarna merah jambu, dan ini disebabkan karena darah yang merah tampak mengalir di retini mata. Mata Albino sangant peka terhadap cahaya. Jadi orang albino yang demikian selalu menjaga agar kelopak matanya setengah tertutup dengan selalu berkedip. Rambut albino putih di seluruh tubuhnya. Bahkan jaringan didalam tubuhnya seperti otak dan syaraf tulang belakang berwarna putih. Albinisme tidak hanya ditemukan pada manusia, tapi juga pada tanaman dan setiap jenis hewan. Bahkan juga pada burung. Dan tidak ada ras manusia yang tidak mempunyai albino. Dipercaya bahwa albinisme mungkin menurun, dan banyak orang yang tidak albino tapi meneruskan karakteristik ini kepada anak-anaknya. Mungkin albino yang paling kita kenal adalah tikus putih dan kelinci putih. Tapi ada orang yang penah melihat tupai albino dan bahkan jerapah albino!



PENYEBAB ANAK LAHIR ALBINO
Vera Farah Bararah - detikHealth

img
(Foto: abc)
Jakarta, Tidak ada satupun anak yang ingin lahir ke dunia ini dengan kondisi berbeda dari teman-temannya. Anak yang terlahir dengan kondisi albino bukanlah kemauannya, karena albino merupakan penyakit turunan, jadi sebaiknya cari tahu mengenai kondisi genetik dari kedua orang tua.

Masalah utama albino adalah karena tubuh tidak bisa menghasilkan pigmen melanin yang merupakan pigmen penting untuk menyerap sinar UV sehingga tubuh tidak mengalami kerusakan akibat sinar tersebut, serta melanin juga membentuk warna kulit, rambut dan mata.

Albino merupakan penyakit turunan, yang berarti jika anak lahir dengan kondisi albino maka gen tersebut masing-masing didapatkan dari orang tuanya. Kebanyakan anak yang mengalami albino lahir dari orang tua yang memiliki produksi melanin normal serta tidak menunjukkan adanya tanda-tanda memiliki gen albino, seperti dikutip dari Medicine, Rabu (2/9/2009).

Jika orang tua hanya sebagai pembawa (carrier) dalam arti hanya memiliki satu gen albino dan satu gen normal, maka orang tua harus diberi tahu mengenai informasi bagaimana untuk membuat pigmen menjadi normal.

Pertumbuhan dan perkembangan anak yang albino sama seperti anak-anak yang lain seperti kesehatan secara umum, jangka waktu hidupnya, kepintaran dan kemampuan untuk memiliki anak. Persentase melahirkan anak albino dari orang tua yang normal dengan orang tua yang albino sangat rendah, sementara persentase yang lebih tinggi didapatkan dari orang tua yang keduanya merupakan pembawa gen albino.

Karena albino merupakan penyakit turunan maka pencegahan yang paling baik adalah dengan memeriksakan keadaan genetik dari setiap pasangan apakah memiliki gen pembawa albino atau tidak. Dan untuk anak albino sebaiknya hindari terkena sinar matahari berlebih, karena memiliki risiko yang lebih besar terkena kanker kulit akibat kurangnya pigmen melanin yang bisa melindungi kulit.

Bagi orang tua yang memiliki gen pembawa albino, segera konsultasikan dengan dokter untuk mencegah melahirkan anak albino. Serta peran orang tua untuk bisa membangun kepercayaan diri sang anak sehingga bisa bersosialisasi dengan anak-anak yang lain sangat penting.

Tidak ada yang membedakan antara anak albino dengan anak normal kecuali warna kulit dan rambutnya saja yang berbeda, jadi tidak perlu memberikan perlakuan yang beda terhadap anak albino.


www.AstroDigi.com

Kidsgen.blogspot.com | Senin 28 Juni 2010 | Albino merupakan kelainan bawaan berupa kurangnya atau tidak adanya pigmen (zat warna) pada mata, kulit, dan rambut. Orangtua penderita albino belum tentu albino juga, tetapi bisa jadi ada pada generasi keluarga yang sebelum orangtua. Ini dikarenakan gen yang mewariskan kelainan albino bersifat resesif (“bersembunyi”), baru muncul pada keturunan berikutnya. Kelainan ini tidak hanya terjadi pada manusia, tetapi juga pada hewan yang memiliki tulang belakang atau disebut vertebrata.

Baik hewan maupun manusia yang menderita albino memiliki keterbatasan fisik tertentu, antara lain:

1. Sangat peka terhadap cahaya matahari, atau lampu sorot, intinya sumber cahaya yang kuat.
2. Sukar melihat benda yang jauh, atau jarak penglihatannya terbatas.
3. Kulitnya sangat peka terhadap sinar matahari, bahkan bisa melepuh seperti luka bakar hanya karena tersinari oleh matahari.

Jumlah manusia penderita albino di seluruh dunia beragam. Albino di Tanzania, Afrika Timur, adalah negara yang memiliki penderita albino terbanyak di dunia, yakni mencapai kisaran 200.000 orang. Ini sama halnya 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penderita albino di negara lain. Di sebagian besar negara, penderita albino hanya sekitar 1 orang per 20.000 penduduk. Sedangkan di Denmark, sekitar 1 orang penderita albino per 60.000 penduduk. Sedangkan di Afrika, 1 orang penderita albino per 5000 penduduk.

Sebenarnya dalam hal berkarya, para penderita albino masih tetap bisa berkarya meskipun dalam keterbatasannya. Namun karena jumlah mereka yang terbilang jarang, terkadang banyak orang merasa aneh melihat para penderita albino. Bagi para penderita albino yang kurang bisa menerima dirinya apa adanya bisa jadi akan menjadi kurang percaya diri. Tetapi banyak juga dari mereka yang berhasil dalam profesi atau pekerjaannya masing-masing. Hal ini memberikan pelajaran bagi kita yang masih normal ini bahwa keterbatasan bukanlah menjadi penghalang seseorang untuk sukses berkarya. Kita patut bersyukur dengan segala yang telah diberikan Allah kepada kita. Rasa syukur itu haruslah berupa keinginan untuk berkarya dan ibadah kepadanya dengan sebaik-baiknya.
Albino merupakan kelainan
bawaan berupa kurangnya atau tidak adanya pigmen (zat warna) pada mata,
kulit, dan rambut. Orangtua penderita albino belum tentu albino juga,
tetapi bisa jadi ada pada generasi keluarga yang sebelum orangtua. Ini
dikarenakan gen yang mewariskan kelainan albino bersifat resesif
(“bersembunyi”), baru muncul pada keturunan berikutnya. Kelainan ini
tidak hanya terjadi pada manusia, tetapi juga pada hewan yang memiliki
tulang belakang atau disebut vertebrata.

Baik hewan maupun manusia yang menderita albino memiliki keterbatasan
fisik tertentu, antara lain:

1. Sangat peka terhadap cahaya matahari, atau lampu sorot, intinya
sumber cahaya yang kuat.
2. Sukar melihat benda yang jauh, atau jarak penglihatannya terbatas.
3. Kulitnya sangat peka terhadap sinar matahari, bahkan bisa melepuh
seperti luka bakar hanya karena tersinari oleh matahari.

Jumlah manusia penderita albino di seluruh dunia beragam. Albino di
Tanzania, Afrika Timur, adalah negara yang memiliki penderita albino
terbanyak di dunia, yakni mencapai kisaran 200.000 orang. Ini sama
halnya 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penderita albino
di negara lain. Di sebagian besar negara, penderita albino hanya
sekitar 1 orang per 20.000 penduduk. Sedangkan di Denmark, sekitar 1
orang penderita albino per 60.000 penduduk. Sedangkan di Afrika, 1
orang penderita albino per 5000 penduduk.

Sebenarnya dalam hal berkarya, para penderita albino masih tetap bisa
berkarya meskipun dalam keterbatasannya. Namun karena jumlah mereka
yang terbilang jarang, terkadang banyak orang merasa aneh melihat para
penderita albino. Bagi para penderita albino yang kurang bisa menerima
dirinya apa adanya bisa jadi akan menjadi kurang percaya diri. Tetapi
banyak juga dari mereka yang berhasil dalam profesi atau pekerjaannya
masing-masing. Hal ini memberikan pelajaran bagi kita yang masih normal
ini bahwa keterbatasan bukanlah menjadi penghalang seseorang untuk
sukses berkarya. Kita patut bersyukur dengan segala yang telah
diberikan Allah kepada kita. Rasa syukur itu haruslah berupa keinginan
untuk berkarya dan ibadah kepadanya dengan sebaik-baiknya.